Produktif di Usia Senja
RESUME KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA
OLEH : SETYOWATI
PERTEMUAN 2 KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA
GELOMBANG 29
RABU, 21 JUNI 2023
WRITING IS MY PASSION
PRODUKTIF DI USIA SENJA
NARASUMBER : SRI SUGIASTUTI, M.Pd
MODERATOR : SIGID PN, SH
Keinginan beliau untuk selalu tetap belajar dan eksis di dunia literasi membuat sosok bunda yang produktif ini menjadi menarik. Beliau terlahir di Semarang, 8 April 1961 dengan nama Sri Sugiastuti, M.Pd. Sekalipun sudah purnatugas sejak 8 April 2021, keaktifan berkarya, menjadi juri berbagai kegiatan, dan kesediaan untuk membersamai peserta komunitas literasi merupakan bukti eksistensi beliau berliterasi. Bunda kanjeng, sapaan Bapak Sigid PN, SH moderator malam ini untuk Ibu Sri yang lebih dikenal dengan panggilan ratu antologi membuat kelas malam ini penuh inspirasi.
Bunda Kanjeng menuturkan bahwa awal gairah/passion belajar literasi dimulai saat SMP. ketika memiliki satu buku, kumpulan puisi, kumpulan lirik lagu. Beliau menyenangi membaca majalah dan korespondensi. Keluargalah yang membentuk kesukaan ini. Pembiasaan membaca keras/Read Aloud aneka rubrik menjadi pengaruh yang menunjang passion Bunda. Saat kuliah di UNS, hobi membaca dan menulisnya semakin bertambah diiringi kebiasaan berkorespondensi dengan sahabat pena dan berkunjung ke toko buku. Namun beliau pernah terhenti dalam kegiatan berliterasi karena pekerjaan dan keluarga. Tapi kecintaan pada literasi ternyata membuatnya kembali terpanggil untuk menekuninya di usia senja. Seakan literasi tak kenal waktu, beliau larut di dalamnya bagai virus yang terus inspirasi diri maupun orang lain.
Kapan beliau memulai kembali berliterasi? Pada usia menginjak 50 tahun , beliau melanjutkan kembali. Motto " Better late, than Never' menjadikan beliau kembali bersemangat untuk menekuni bidang ini bersamaan lanjutan kuliah S2 Kajian Bahasa Inggris yang sempat terjeda selama 25 tahun. Jeda panjang ini tak menyurutkan semangat untuk terus belajar dan berliterasi. Sebagai mahasiswa, beliau terinspirasi dengan salah satu buku yang ditulis oleh dr Abas tentang menulis itu gampang bagai mengobrol saja. Dari sini beliau mengumpulkan karyanya dan terpanggil untuk menyusun buku pertama yang dimediasi Media Guru berjudul The story of Wonderwomen, berkat suntikan motivasi dari seorang penulis Gramedia. Lalu, buku-buku lainnya pun turut dihasilkan.
Pada akhir 2013 di kelas Om Jay UNJ, beliau merapal mantra untuk komitmen berliterasi baik sebagai penulis, motivator, dan narasumber. Untuk mendukung itu, beliau memperluas jejaring dengan beragam komunitas seperti PGRI, IGI, dan lainnya. Seakan Tuhan mendengarkan pintanya, mantra ajaib itu terwujud satu per satu berkat kegigihan.
Tonggak awal beliau berbagi ilmu dimulai awal 2020 tentang ilmu kepenulisan bersama Om Jay di Kelas Menulis Belajar Nusantara di bawah naungan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Beliau menganggap semua peserta adalah keluarga besar yang mampu bersinergi bersama untuk mewujudkan literasi. Sebagai seorang guru, lama berkiprah dalam dunia pendidikan, dan pernah menjabat kepala sekolah, beliau menyampaikan bahwa guru adalah garda terdepan yang dapat mengawal pendidikan dengan baik bagi peserta didiknya. Untuk itu, guru diharapkan senantiasa bergandengan tangan, bersinergi bersama agar dapat melecutkan karya demi generasi selanjutnya. Hal ini dibuktikan dengan keseriusan beliau sebagai penulis mayor. Beliau dan rekannya menyusun buku pendalaman Bahasa Inggris untuk SMK yang berskala nasional pada tahun 2010 hingga tahun 2018 yang menyadarkan akan pentingnya profesi menulis sebagai kegiatan mulia untuk berbagi.
Karya lainnya buku terbaru, hasil berkolaborasi dengan Prof. Eko Indrajit yang berjudul “ Cerdas Berkarakter Menyongsong Generasi Emas Tahun 2045” didedikasikan untuk Guru dan generasi penerus. Sekilas buku ini hadir diilhami dengan keinginan untuk membentuk generasi cerdas berkarakter dengan mengusung unsur-unsur kepramukaan. Menurut Bunda kanjeng banyak nilai kepramukaan yang dapat membentuk karakter tangguh untuk generasi emas. Pancaran seorang visioner terbayang dalam sekelumit suara jernih yang disampaikan oleh Bunda tentang isi buku ini. Tertarik membacanya? Cari, lihat, dan mari selami bersama.
Tak hanya itu, beliau juga dengan tangan terbuka mengajak rekan guru lainnya sebagai mitra menulis dengan bimbingan maupun kerja sama dengan penerbit. Beliau sendiri tanpa sungkan menjadi kurator buku teman-teman penulis lainnya terutama buku antologi. Lecutan kalimat yang menarik adalah saat ini memiliki buku antologi sebagai gaya hidup. Ada kebanggaan tersendiri saat pikiran, pesan, dan pengalaman yang dibuat dalam buku menjadi warisan bahwa kita pernah ada dan dapat terus berbagi. Bunda kanjeng bagai virus yang terus membagi ilmu dan mengizinkan agar ilmunya terbagi pada komunitas lain agar bersama berliterasi untuk mendukung kemajuan pada tahun 2045. gagasan dan langkah luar bisa yang ditebarkan bunda kanjeng pada usia senja tetap menjadi pahala ibarat ULAMA ( Usia Lanjut tapi Masih Aktif) berkaya.
Inspirasi yang dibagikan oleh Bunda Kanjeng disambut oleh antusias peserta bertanya. Sekitar 14 peserta mengajukan pertanyaan teratur melalui Pak Sigid. Salah satu pertanyaan yaitu tentang bagaimana mengatur waktu yang baik untuk menulis? " Saya sukanya pagi hari atau sambil menunggu sesuatu, cicil dulu asal sudah ada kerangkanya, ngemil satu parafraf, simpan lalu poles kembali", jawab beliau lugas. Tips yang menarik.
Pada akhir kegiatan beliau berpesan untuk menikmati proses belajar selama 30 pertemuan dengan senantiasa menyelesaikan resume untuk memperoleh sertifikat. Syarat lainnya berupa pembuatan buku solo dapat dibuat dalam berbagai jenis buku seperti kumpulan artikel, cerpen, atau lainnya. Jaga semangat dalam menulis yang nantinya dikawal oleh mentor untuk menjadi sebuah buku. Semangat.
Produktif tak kenal batas waktu
Produktif tak kenal batas usia
Hanya kesadaran visi misi
Arah kebersahajaan literasi
Terima kasih Ibu
Komentar
Posting Komentar